Depan PENANGKAPAN ULAR PHYTON DI RUMAH KEPALA DESA

PENANGKAPAN ULAR PHYTON DI RUMAH KEPALA DESA

Drama Penangkapan Ular Piton di Kediaman Kepala Desa Partawangunan: Sekdes dan Linmas Beraksi Dibantu Ahli Ular Mamang Cekre

Partawangunan Kalimanggis – Warga Desa Partawangunan, Kecamatan Kalimanggis, dikejutkan oleh penemuan seekor ular piton besar di kediaman Kepala Desa Partawangunan, Sabtu (14 Desember 2024). Ular dengan panjang sekitar 2 meter itu ditemukan bersembunyi di saluran pembuangan keluarga atau toilet, memicu kepanikan seisi rumah dan menghebohkan warga sekitar.

Kejadian menegangkan ini bermula ketika salah satu anggota keluarga Kepala Desa mencurigai adanya suara aneh dari dalam toilet. Suara gesekan dan gerakan yang mencurigakan membuat mereka segera memeriksa saluran pembuangan. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat sosok ular piton besar menggeliat di dalam saluran yang sempit, tubuhnya melingkar dengan tatapan mata yang tajam.

Sekdes, Kasi Kesejahteraan dan Linmas Turun Tangan

Mendengar kabar tersebut, Sekretaris Desa (Sekdes) Ade Uci, S. Kom. Partawangunan bersama Didi Wahidi (Kasi Kesejahteraan) anggota Linmas segera mendatangi lokasi untuk memastikan situasi. Dengan penuh kewaspadaan, mereka berusaha menenangkan keluarga Kepala Desa yang masih syok. Namun, karena ukuran ular yang cukup besar dan posisinya yang sulit dijangkau, mereka memutuskan untuk memanggil ahli ular yang sudah tersohor di wilayah Desa Partawangunan, Mamang Cekre.

Kedatangan Sang Ahli: Mamang Cekre Beraksi

Nama Mamang Cekre sudah tidak asing lagi di kalangan warga. Dikenal sebagai ahli penanganan ular, Mamang Cekre langsung datang dengan peralatan seadanya namun penuh keyakinan. Warga yang berkerumun di lokasi ikut menahan napas saat Mamang Cekre, dengan tenang namun sigap, merayap masuk ke area toilet yang sempit. Suasana hening seketika berubah mencekam.

“Tenang, ini ular piton. Tapi kita harus hati-hati karena ular ini kuat dan bisa melilit dengan cepat,” ujar Mamang Cekre sambil mempersiapkan tali dan tongkat pengait.

Dengan keterampilan yang terasah, Mamang Cekre dibantu Sekdes dan Linmas mulai mengevakuasi ular dari saluran pembuangan. Tubuh ular yang licin dan kekuatan lilitannya membuat proses ini memakan waktu cukup lama. Beberapa kali ular tersebut berusaha melawan, membuat warga yang menyaksikan dari jarak aman berteriak panik. Namun, Mamang Cekre tetap tenang dan fokus.

Detik-detik Penangkapan: Pertarungan Ketegangan

Proses penangkapan mencapai puncaknya ketika ular tersebut berhasil dipegang bagian kepalanya oleh Mamang Cekre. Sekdes dan anggota Linmas dengan sigap membantu menarik tubuh ular yang berat keluar dari saluran pembuangan. Keringat membasahi wajah mereka, namun tekad untuk menuntaskan misi ini tak tergoyahkan.

“Ini pengalaman yang luar biasa. Ular sebesar ini bisa saja membahayakan jika tidak segera ditangkap,” ujar Sekdes dengan napas tersengal.

Akhirnya, setelah perjuangan selama hampir satu jam, ular piton tersebut berhasil dikeluarkan sepenuhnya. Tepuk tangan dan sorak sorai warga langsung pecah di halaman rumah Kepala Desa. Keluarga Kepala Desa yang semula panik kini bisa bernafas lega.

Evakuasi dan Pelepasan Ular

Ular piton tersebut kemudian diamankan dan dibawa oleh Mamang Cekre untuk dilepaskan kembali ke habitat alaminya yang jauh dari pemukiman warga. Keputusan ini disambut baik oleh warga yang merasa lebih tenang setelah penangkapan.

“Ular seperti ini memang sering mencari tempat lembap seperti saluran pembuangan atau toilet untuk bersembunyi. Warga harus lebih waspada dan menjaga kebersihan lingkungan agar kejadian seperti ini tidak terulang,” pesan Mamang Cekre kepada warga Partawangunan.

Pelajaran Berharga Bagi Warga

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap ancaman dari satwa liar yang mungkin masuk ke pemukiman. Keberanian Sekdes, Linmas, dan keahlian Mamang Cekre patut diacungi jempol, berhasil menangani situasi yang sempat menegangkan tersebut.

Drama penangkapan ular piton ini tidak hanya menyelamatkan keluarga Kepala Desa dari ancaman bahaya, tetapi juga menjadi cerita heroik yang akan diingat warga Desa Partawangunan untuk waktu yang lama.